Rabu, 27 Juli 2016

Foto dan Egoisme

Foto orang shalat di padang pasir
Foto adalah model (gambar) dua dimensi yang didapatkan dari rekaman cahaya yang dipantulkan oleh obyek dua atau tiga dimensi dengan menggunakan kamera foto. Karena foto adalah model dari alam nyata, maka yang ditampilkan olehnya amat mirip dengan obyek yang sebenarnya. Dengan sentuhan teknologi informasi yang semakin canggih, foto tidak lagi sekedar menggambarkan kondisi obyek nyata apa adanya. Ia bisa direkayasa sedemikian rupa sehingga gambar yang didapatkannya bisa berbeda dari seharusnya, mungkin lebih indah, lebih buruk, atau juga bisa berubah sama sekali.

Berkaitan dengan manusia sebagai obyek foto, ada karakteristik sikap manusia terhadap sebuah foto. Ketika diperlihatkan sebuah foto sekumpulan manusia, orang cenderung lebih tertarik jika ada gambar dirinya sendiri. Sedangkan terhadap foto yang tidak ada gambar dirinya maka cenderung dilihat hanya sepintas, kecuali jika ada gambar orang-orang yang dikenalnya atau dicintainya. Adapun terhadap foto obyek yang tidak menampilkan manusia secara khusus, misalnya pemandangan, binatang, atau obyek-obyek lainnya, maka ketertarikan itu lebih pada daya tarik nilai seni atau keindahan foto tersebut. Siapapun akan memiliki ketertarikan yang sama terhadap foto-foto yang memiliki nilai seni yang tinggi. Keindahan adalah milik semua orang.

Mengingat kecenderungan sikap orang terhadap sebuah foto seperti yang kita bahas di atas, maka sebaiknya pertimbangkan hal-hal berikut:

1.      Sebaiknya jangan memajang foto yang memuat gambar pribadi seseorang, baik foto selfie maupun ‘sekelompok orang’ dalam media yang terbuka untuk umum. Media tersebut misalnya media sosial seperti Whatsap  (WA), instagram, facebook, twitter atau yang lainnya. Foto-foto seperti itu hanya menarik bagi orang yang gambarnya ada di dalamnya atau orang yang berkaitan dengannya, kecuali jika Anda adalah orang terkenal seperti artis atau selebriti misalnya. Selain itu, bisa saja ada orang yang akan menyalahgunakan foto tersebut untuk kepentingan tertentu.

2.      Sebaiknya pajanglah foto-foto yang bersifat umum dengan nilai seni tinggi. Jika ada obyek manusia di dalamnya, ia hanyalah merupakan obyek seni foto –jika ingin ditampilkan sebagai fokus pandangan. Atau bisa juga hanyalah sebagai obyek pelengkap yang membuat foto semakin hidup dengan keberadaannya di dalamnya. Jadi, yang menjadi fokus pandangan bukanlah manusianya, melainkan nilai foto secara keseluruhannya. Contohnya, foto-foto yang ditampilkan oleh National Geographic  adalah foto-foto indah yang bernilai seni tinggi. Jika ada onyek manusia di sana, itu hanyalah sekedar bagian dari keseluruhan obyek yang ditampilkan. Foto-foto seperti ini menarik perhatian banyak orang.

3.      Pemajangan foto-foto pribadi atau sekelompok orang-orang tertentu di media sosial seringkali mengganggu kenyamanan orang-orang yang tidak berkepentingan terhadapnya. Sebaiknya hal seperti ini dihindari.

4.      Buatlah foto-foto yang bernilai seni dan pajanglah. Mulailah melatih diri untuk membuat karya foto seni walaupun menggunakan kamera sederhana di handphone  Anda. Asahlah keterampilan Anda, jangan asal jepret kemudian puas hanya sampai di situ.

5.      Simpulan dari beberapa pihak menyatakan, bahwa kegemaran memajang foto selfie  menggambarkan kepribadian yang kurang menarik pada diri seseorang. Ada teman yang mengatakan, "Saya sama sekali tidak respek terhadap orang yang suka memajang foto selfi, walaupun dia cantik." Berhati-hatilah!


Out of the Blue

Semoga bermanfaat. Selamat berkarya!



Ngudi Tjahjono (Malang, 27 Juli 2016)

--------------------------------------------

Artikel lainnya:
1. Beberapa Kesalahan Berbahasa dalam Penulisan (klik)
2. Griya Islami, Seperti Apa? (klik)
3. Merancang Rumah Islami (klik)
4. Kenali Model Bangunan Demi Kenyamanan Keluarga (klik)
5. Mengenalkan Lingkungan Hidup Sejak Dini (klik)
6. Bagaimana Sikap Kita terhadap Lingkungan Hidup (klik)
7. Mari Berbicara dengan Pena (klik)

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Bagus2 artikel, orientasinya nampaknya kearah perbaikan diri & sekitar diri. Saya suka anda berada di grup ARIMATEA, dapat memberikan sedikit pencerahan ke pribadi2 yang kelihatanya agak konvensional & texbook.
    Selamat berkreasi & berdakwah dengan tulisan2.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. Saya berusaha berdakwah yang saya bisa. Semoga Allah memberi kekuatan. Aamiin. Terima kasih.

      Hapus