Foto orang shalat di padang pasir |
Foto adalah model (gambar) dua dimensi yang didapatkan dari
rekaman cahaya yang dipantulkan oleh obyek dua atau tiga dimensi dengan
menggunakan kamera foto. Karena foto adalah model dari alam nyata, maka yang
ditampilkan olehnya amat mirip dengan obyek yang sebenarnya. Dengan sentuhan
teknologi informasi yang semakin canggih, foto tidak lagi sekedar menggambarkan
kondisi obyek nyata apa adanya. Ia bisa direkayasa sedemikian rupa sehingga
gambar yang didapatkannya bisa berbeda dari seharusnya, mungkin lebih indah,
lebih buruk, atau juga bisa berubah sama sekali.
Berkaitan dengan manusia sebagai obyek foto, ada karakteristik
sikap manusia terhadap sebuah foto. Ketika diperlihatkan sebuah foto sekumpulan
manusia, orang cenderung lebih tertarik jika ada gambar dirinya sendiri.
Sedangkan terhadap foto yang tidak ada gambar dirinya maka cenderung dilihat
hanya sepintas, kecuali jika ada gambar orang-orang yang dikenalnya atau
dicintainya. Adapun terhadap foto obyek yang tidak menampilkan manusia secara
khusus, misalnya pemandangan, binatang, atau obyek-obyek lainnya, maka
ketertarikan itu lebih pada daya tarik nilai seni atau keindahan foto tersebut.
Siapapun akan memiliki ketertarikan yang sama terhadap foto-foto yang memiliki
nilai seni yang tinggi. Keindahan adalah milik semua orang.
Mengingat kecenderungan sikap orang terhadap sebuah foto seperti
yang kita bahas di atas, maka sebaiknya pertimbangkan hal-hal berikut:
1. Sebaiknya jangan memajang foto yang
memuat gambar pribadi seseorang, baik foto selfie maupun
‘sekelompok orang’ dalam media yang terbuka untuk umum. Media tersebut misalnya
media sosial seperti Whatsap (WA), instagram, facebook, twitter atau yang lainnya. Foto-foto seperti itu hanya menarik bagi orang yang gambarnya ada
di dalamnya atau orang yang berkaitan dengannya, kecuali jika Anda adalah orang
terkenal seperti artis atau selebriti misalnya. Selain itu, bisa saja ada orang
yang akan menyalahgunakan foto tersebut untuk kepentingan tertentu.
2. Sebaiknya pajanglah foto-foto yang
bersifat umum dengan nilai seni tinggi. Jika ada obyek manusia di dalamnya, ia
hanyalah merupakan obyek seni foto –jika ingin ditampilkan sebagai fokus
pandangan. Atau bisa juga hanyalah sebagai obyek pelengkap yang membuat foto
semakin hidup dengan keberadaannya di dalamnya. Jadi, yang menjadi fokus
pandangan bukanlah manusianya, melainkan nilai foto secara keseluruhannya.
Contohnya, foto-foto yang ditampilkan oleh National Geographic adalah
foto-foto indah yang bernilai seni tinggi. Jika ada onyek manusia di sana, itu
hanyalah sekedar bagian dari keseluruhan obyek yang ditampilkan. Foto-foto
seperti ini menarik perhatian banyak orang.
3. Pemajangan foto-foto pribadi atau
sekelompok orang-orang tertentu di media sosial seringkali mengganggu
kenyamanan orang-orang yang tidak berkepentingan terhadapnya. Sebaiknya hal
seperti ini dihindari.
4. Buatlah foto-foto yang bernilai
seni dan pajanglah. Mulailah melatih diri untuk membuat karya foto seni
walaupun menggunakan kamera sederhana di handphone Anda.
Asahlah keterampilan Anda, jangan asal jepret kemudian puas hanya sampai di
situ.
5. Simpulan dari beberapa pihak
menyatakan, bahwa kegemaran memajang foto selfie menggambarkan
kepribadian yang kurang menarik pada diri seseorang. Ada teman yang mengatakan,
"Saya sama sekali tidak respek terhadap orang yang suka memajang foto
selfi, walaupun dia cantik." Berhati-hatilah!
Semoga bermanfaat. Selamat berkarya!
Ngudi Tjahjono (Malang, 27 Juli 2016)
--------------------------------------------
Artikel lainnya:
1. Beberapa Kesalahan Berbahasa dalam Penulisan (klik)
2. Griya Islami, Seperti Apa? (klik)
3. Merancang Rumah Islami (klik)
4. Kenali Model Bangunan Demi Kenyamanan Keluarga (klik)
5. Mengenalkan Lingkungan Hidup Sejak Dini (klik)
6. Bagaimana Sikap Kita terhadap Lingkungan Hidup (klik)
7. Mari Berbicara dengan Pena (klik)
--------------------------------------------
Artikel lainnya:
1. Beberapa Kesalahan Berbahasa dalam Penulisan (klik)
2. Griya Islami, Seperti Apa? (klik)
3. Merancang Rumah Islami (klik)
4. Kenali Model Bangunan Demi Kenyamanan Keluarga (klik)
5. Mengenalkan Lingkungan Hidup Sejak Dini (klik)
6. Bagaimana Sikap Kita terhadap Lingkungan Hidup (klik)
7. Mari Berbicara dengan Pena (klik)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBagus2 artikel, orientasinya nampaknya kearah perbaikan diri & sekitar diri. Saya suka anda berada di grup ARIMATEA, dapat memberikan sedikit pencerahan ke pribadi2 yang kelihatanya agak konvensional & texbook.
BalasHapusSelamat berkreasi & berdakwah dengan tulisan2.
Alhamdulillah. Saya berusaha berdakwah yang saya bisa. Semoga Allah memberi kekuatan. Aamiin. Terima kasih.
Hapus