Selasa, 19 Juli 2016

Kita Ada Karena Memberi Manfaat

Transcendental Motivation Training di Batu. (Koleksi pribadi)
"Sebaik-baik manusia adalah mereka yang memberikan manfaat bagi manusia." Begitulah pernyataan yang amat terkenal disampaikan oleh Nabi Muhammad saw. Lalu, bagaimana jika kita tidak memberikan manfaat apapun bagi sesama? Tentu kita mudah sekali menjawabnya.

Setiap orang pasti memiliki kemampuan berkarya. Ia lahir dari ide (pemikiran), kehendak, dan kemudian dilahirkan dalam bentuk tulisan, ucapan dan karya.
Pewujudan ide ini melibatkan anggota tubuh lainnya sesuai tingkat keterampilan yang dimilikinya. Semakin terlatih, maka akan semakin baik hasilnya. Semakin terlatih menulis, maka akan dihasilkan tulisan yang semakin baik dan enak dibaca. Semakin terlatih tangannya untuk berkarya, maka akan semakin baik dan halus karya yang dihasilkannya.

Hanya saja, yang perlu diketahui adalah sejauh mana tingkat kebermanfaatan karya tersebut. Siapapun akan menilai, bahwa semakin bermanfaat karya seseorang akan semakin tinggi tingkat kebermanfaatannya. Tetapi, tidak semua orang bisa menghasilkan karya dengan tingkat kebermanfaagan yang tinggi. Dalam hal ini diperlukan latihan yang intensif.

Namun, perlu diingat, bahwa bukan semata-mata tingginya tingkat kebermanfaatan suatu karya yang menjadikan karya seseorang itu bernilai tinggi (high value). Ada nilai yang lebih penting di balik nilai intrinsic suatu karya, yaitu nilai hati (heart value). Untuk niat (tujuan) apa seseorang berkarya akan membedakan nilai hatinya. Orang berkarya untuk tujuan bisnis tentu nilai hatinya berbeda dengan untuk tujuan kemanusiaan. Nilai apa yang akan didapatkan, tergantung yang bersangkutan dalam memilihnya.

Hal yang pasti, setiap orang pasti mampu berkarya, entah dalam bentuk tulisan, suara, pemikiran, karya fisik buatan tangan, atau yang lainnya. Kemudian, selanjutnya tinggal memilih nilai seperti apa yang diinginkan. Jangan sampai tidak menghasilkan karya apapun walau hanya sehari. Upayakan nilai yang tersematkan adalah nilai hati, yakni didasarkan karena niat pengabdian kepada Sang Pencipta (nilai ibadah).

Karena pengabdian kepada Allah, jadilah orang yang bermanfaat bagi:
1. Pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Lingkungan hidup.
3. Kemanusiaan.
4. Keluarga.
5. Diri sendiri.

Jika untuk keluarga saja tidak mampu menjadikan diri bermanfaat, maka setidak-tidaknya bermanfaat untuk diri sendiri. Jika untuk diri sendiri tidak mampu, maka sebaiknya tidur saja sepanjang hari. Orang seperti ini hanya menghabiskan waktu bangunnya untuk hal-hal yang tidak berguna. Semoga hal ini tidak terjadi pada kita. Wallahu a'lam.

Ngudi Tjahjono, Malang (19 Juli 2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar